Intel Indonesia Corporation akan mengalihkan teknologi prosesor dari 65 nanometer (nm) ke teknologi 45 nm yang memiliki performa lebih tinggi dengan energi yang lebih hemat.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsxwul_K6wCqv0rXnC1p8-_FFFiIljJwvMHqoRG_QThW9TGwWh9Zef8-GoJXw8dwIOMggKaV8Atu7zrkRvVLVrwnN3cRI4nJUyQDHPqzphYebFY9cAWInfbyLHC9qeCK9PLJrcrn-pYa2u/s1600-h/images.jpg
"Prosesor yang menggunakan teknologi 65 nanometer di pertengahan tahun akan sama jumlahnya dengan prosesor yang menggunakan teknologi 45 nanometer. Mereka akan berada di titik tengah yakni 50 persen 50 persen.
Dia mengatakan pada akhir tahun 2008 diharapkan penggunaan prosesor lama dengan teknologi 90 nm dan 65 nm akan berkurang dan berganti dengan teknologi 45 nm.
Dia menjelaskan teknologi 90 nm saat ini sebenarnya masih dijual untuk komponen industri. Di pasaran sendiri teknologi 45 nm, 65 nm, dan 90 nm akan tetap ada.
Teknologi 45 nm yang baru diluncurkan di Indonesia tersebut merupakan peningkatan transitor terbesar yang dilakukan Intel selama 40 tahun terakhir, karena prosesor tersebut menggunakan bahan ’high-k metal gate’ (Hi-K) berbasis Hafnium dan rencananya akan mulai menggunakan bahan halogen pada tahun 2008.
Prosesor Intel Core 2 Exteme dan Xeon merupakan produk pertama yang diproduksi menggunakan teknologi 45 nm tersebut, yang dapat meningkatkan kinerja dan mengurangi penggunaan daya.
Terobosan ini, menurut dia, memberikan jalan bagi Intel untuk menciptakan produk berukuran 25 persen lebih kecil dari versi sebelumnya dan lebih hemat biaya, serta dapat meraih kesempatan untuk menciptakan ’system on chip’ bagi produk elektronik rumahan dan perangkat bergerak.
0 comments:
Post a Comment